Sabtu, 15 Oktober 2011

Terapi di Alam Terbuka Dapat Membantu Anak-Anak dengan ADHD











Oleh : Rick PhD Editor Senior Berita Nauert
Diulas oleh John M. Grohol, Psy.D. pada September 16, 2011

=========

Sebuah studi baru menunjukkan peningkatan kegiatan di Alam Terbuka mengurangi keparahan gejala anak dari attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

Para peneliti mempelajari lebih dari 400 anak yang didiagnosis dengan ADHD. Mereka menemukan bahwa anak - anak yang secara teratur bermain di alam terbuka dengan rumput berlimpah dan pohon memiliki gejala ADHD lebih ringan dibandingkan mereka yang bermain dalam ruangan.


Studi ini muncul dalam jurnal Applied Psychology: Kesehatan dan Kesejahteraan.
University of Illinois penulis penelitian Andrea Faber Taylor, Ph.D., dan Frances (Ming) Kuo, Ph.D., percaya pendekatan di alam terbuka dapat memberikan biaya-rendah, efek samping-bebas dalam cara mengelola gejala anak.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa paparan singkat terhadap Alam Terbuka yang hijau dapat meningkatkan kontrol konsentrasi dan impuls pada anak-anak dan orang dewasa tanpa ADHD.

Sumber: University of Illinois
http://psychcentral.com/news/2011/09/16/outdoor-therapy-can-help-kids-with-adhd/29492.html

Perpaduan Harmonis Alam Terbuka Dan Sinar Matahari


Saat ini banyak terapi yang telah ditemukan dan dikembangkan untuk menyembuhkan stres. Namun sebenarnya ada cara yang lebih mudah dan praktis untuk menghilangkan stres yaitu dengan menikmati kegiatan di alam terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari.

Mendengar suara burung yang berkicau dan suara angin yang berhembus menerpa dedaunan di alam terbuka, memandang bunga-bunga yang sedang mekar, mencium bau tumbuh-tumbuhan, menghirup udara yang bersih dan segar akan membuat pikiran dan perasaan menjadi lebih tenang dan lebih santai sekaligus akan menyembuhkan stres.

Di samping itu, dengan berjemur di bawah sinar matahari pagi akan menyebabkan kolesterol yang berada di bawah kulit akan diubah menjadi vitamin D. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa vitamin D selain berperan penting dalam pembentukkan tulang, juga berfungsi untuk meningkatkan perasaan atau mood seseorang. Sinar matahari juga akan menurunkan kadar gula darah karena akan merangsang tubuh untuk mengubah gula darah menjadi glikogen yang disimpan dalam hati dan jaringan otot.
Perpaduan harmonis antara alam dan sinar matahari akan memberikan keindahan, energi, membentuk vitamin D, menurunkan kadar kolesterol dan gula darah, membuat perasaan lebih tenang dan rileks.

Dengan demikian, mereka yang sering melakukan aktifitas di alam dan di bawah sinar matahari pagi akan membuat kesehatan jasmani dan mental mereka menjadi lebih baik. Bahkan salah satu penelitian yang dilakukan terhadap ribuan orang menunjukkan bahwa mereka yang memiliki sejarah depresi bila kurang terkena paparan sinar matahari akan menurunkan fungsi kesadaran 2.5 kali lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang cukup terkena paparan sinar matahari.

Cara paling praktis untuk menikmati semua manfaat yang sudah disediakan oleh alam dan sinar matahari adalah dengan mengajak anggota keluarga untuk bersama-sama melakukan aktifitas seperti olahraga bersama secara rutin di alam terbuka di pagi hari.


http://www.tupperware.co.id/Pages/Article/101110/0002/perpaduan-harmonis-alam-dan-sinar-matahari.aspx

20 Menit Di Alam Terbuka Sama Segarnya Dengan Minum Kopi


Peneliti menemukan ketika orang kelelahan di meja kantor ada cara untuk menyegarkan badan tanpa harus minum kopi. Berjalanlah ke luar ruangan untuk menghirup udara terbuka karena alam punya efek seperti kafein yang membuat orang kembali segar.

Ketika mengantuk atau kehilangan energi, kopi menjadi pilihan agar tubuh kembali segar. Tapi sebenarnya tak perlu melulu mencari kopi, dengan keluar dari ruangan dan menghirup udara segar 20 menit sama efeknya seperti minum secangkir kopi.

Berada di alam terbuka selama 20 menit sama diketahui dapat meningkatkan kesegaran tubuh manusia. Khasiat tersebut setara dengan meminum segelas kopi.

Udara terbuka di luar ruangan tak ubahnya seperti kafein yang diserap ke dalam tubuh manusia. Hal ini diungkapkan oleh peneliti dari University of Rochester, New York.

"Alam adalah bahan bakar bagi tubuh dan jiwa manusia, orang akan lebih segar dengan berada di luar ruangan," kata Richard Ryan seperti diberitakan oleh Telegraph.

Menurut Richard, seringkali seseorang merasa lebih segar setelah meminum secangkir kopi. "Padahal, ada cara yang lebih baik untuk mendapatkan suntikan yakni terhubung dengan alam," kata Ryan.

Para peneliti melakukan analisa terhadap sekira 537 orang mahasiswa. Keseluruh mahasiswa tersebut dibagi ke dalam dua kelompok yang pertama di dalam ruangan sedangkan kelompok kedua dibebaskan di udara terbuka, yakni dekat dengan sungai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan merasa lebih energik ketika membayangkan dirinya berada di luar ruangan dan mengalami peningkatan vitalitas ketika hanya 20 menit di udara terbuka.

"Orang-orang yang memiliki vitalitas besar tidak hanya memiliki banyak energi tapi juga fisiknya lebih tahan terhadap penyakit," kata Professor Richard.

Dia menyarankan agar orang lebih banyak menghabiskan waktu di alam untuk kesehatannya karena alam memiliki hubungan yang alami dengan makhluk hidup.
Para peneliti menemukan bahwa level energi kelompok yang berada di luar ruangan lebih tinggi ketimbang di dalam ruangan.

Ryan menambahkan orang dengan vitalitas tinggi tidak hanya memiliki energi untuk mengerjakan sesuatu, Mereka juga akan lebih tahan terhadap penyakit.

"Salah satu jalur untuk menjaga kesehatan adalah dengan meluangkan banyak waktu di alam terbuka," kata Ryan.

Dalam temuan yang telah dipublikasikan oleh Journal of Environmental Psychology itu, disebutkan ikatan antara alam dan tubuh manusia membuat seseorang merasa lebih hidup ketika menghirup udara segar.

http://www.rsaldrmintohardjo.com/?pg=artikel&&id=61

Terapi di Alam Terbuka, Cara Baru Menangani Pasien


Liputan6.com, New York: Terapi biasanya identik dengan upaya pemulihan kesehatan yang dilakukan di ruangan khusus dan menggunakan sejumlah peralatan medis. Kini, terapi tidak hanya dapat dilakukan di dalam ruangan, namun juga di luar ruangan. Hal ini dipraktikkan seorang doker di New York, Amerika Serikat bernama Erik Fischer kepada Alex Glass, pasien penderita gangguan pengendalian emosi.

Sejak Glass terdiagnosis menderita gangguan pengendalian emosi, Fischer terus berupaya mencari akar permasalahan emosi bocah berusia 13 tahun ini. Dalam tugasnya, Fischer tidak menggunakan alat-alat medis yang canggih, melainkan mengajak pasien berbincang di taman sambil bermain sepatu roda. Terapi ini disebut outdoor therapy atau terapi luar ruangan.

Sambil menikmati rekreasi di taman, Fischer melemparkan sejumlah pertanyaan yang dilakukan dengan cara yang santai serta tidak memaksa. Dengan cara ini pasien akan bersikap lebih terbuka dan akar permasalahan akan lebih mudah digali. Dengan demikian, proses penyembuhan akan berlangsung lebih cepat.

Ibu Glass menyadari anaknya mempunyai masalah dengan pengendalian emosi sejak duduk di bangku taman kanak-kanak. Saat itu, Glass melampiaskan amarah dengan cara yang ekstrem yaitu melemparkan meja. Menurut wanita itu, sejak putranya menjalani outdoor therapy, telah banyak kemajuan. Glass mampu bersikap lebih sabar dari sebelumnya. Sikap ini tidak didapat saat Glass masih menjalani terapi sebelumnya. Dulu, Glass selalu menolak dan merasa tersiksa jika harus berangkat untuk mengikuti terapi. Namun, dengan terapi ini Glass tampak bersemangat.(DNP/Idr)

Sumber : http://berita.liputan6.com/read/103369/%3Ci%3Eoutdoor-therapy%3Ci%3E-cara-baru-menangani-pasien