Sabtu, 15 Oktober 2011

Terapi di Alam Terbuka, Cara Baru Menangani Pasien


Liputan6.com, New York: Terapi biasanya identik dengan upaya pemulihan kesehatan yang dilakukan di ruangan khusus dan menggunakan sejumlah peralatan medis. Kini, terapi tidak hanya dapat dilakukan di dalam ruangan, namun juga di luar ruangan. Hal ini dipraktikkan seorang doker di New York, Amerika Serikat bernama Erik Fischer kepada Alex Glass, pasien penderita gangguan pengendalian emosi.

Sejak Glass terdiagnosis menderita gangguan pengendalian emosi, Fischer terus berupaya mencari akar permasalahan emosi bocah berusia 13 tahun ini. Dalam tugasnya, Fischer tidak menggunakan alat-alat medis yang canggih, melainkan mengajak pasien berbincang di taman sambil bermain sepatu roda. Terapi ini disebut outdoor therapy atau terapi luar ruangan.

Sambil menikmati rekreasi di taman, Fischer melemparkan sejumlah pertanyaan yang dilakukan dengan cara yang santai serta tidak memaksa. Dengan cara ini pasien akan bersikap lebih terbuka dan akar permasalahan akan lebih mudah digali. Dengan demikian, proses penyembuhan akan berlangsung lebih cepat.

Ibu Glass menyadari anaknya mempunyai masalah dengan pengendalian emosi sejak duduk di bangku taman kanak-kanak. Saat itu, Glass melampiaskan amarah dengan cara yang ekstrem yaitu melemparkan meja. Menurut wanita itu, sejak putranya menjalani outdoor therapy, telah banyak kemajuan. Glass mampu bersikap lebih sabar dari sebelumnya. Sikap ini tidak didapat saat Glass masih menjalani terapi sebelumnya. Dulu, Glass selalu menolak dan merasa tersiksa jika harus berangkat untuk mengikuti terapi. Namun, dengan terapi ini Glass tampak bersemangat.(DNP/Idr)

Sumber : http://berita.liputan6.com/read/103369/%3Ci%3Eoutdoor-therapy%3Ci%3E-cara-baru-menangani-pasien

Tidak ada komentar:

Posting Komentar